Senin, 22 Juni 2015

TRADISI PESTA BARATAN DI KALINYAMATAN JEPARA

TRADISI PESTA BARATAN DI KALINYAMATAN JEPARA


Mini Riset
Untuk Memenuhi Persyaratan
Mencapai Tugas Akhir Semester IV
Pada Mata Islam dan Budaya Jawa
Jurusan Pendidikan Matematika






Oleh:
Siti Mukholifatul Umroh
133511048



FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN 
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2015


Kota ukir Jepara merupakan salah satu daerah yang mempunyai tradisi daerah yang beraneka ragam, seperti lomban, ulo-ulo manding, perang obor, bahkan pesta baratan, dan lain sebagainya. Salah satunya adalah pesta baratan yang merupakan tradisi khas kecamatan Kalinyamat yang mana itu adalah salah satu tradisi karnaval masyarakat Jepara yang erat kaitannya dengan Ratu Kalinyamat.
Tradisi yang selalu dilaksanakan pada pertengahan bulan sya’ban menjelang puasa ini, dilakukan masyarakat jepara dengan ritual sederhana yang berlangsung di desa Kriyan kecamatan Kalinyamatan Jepara. Tradisi ini cukup unik sebab dalam pelaksanaannya ada kegiatan membaca surat yasin 3 kali, namun juga ada karnaval Ratu Kalinyamat dan pengawalnya. Uniknya lagi, ritual tersebut pun hanya berlangsung di kecamatan Kalinyamatan jepara. Lantas apa hubungan dibalik itu semua?
Oleh karena itu pada penelitian ini penulis akan menjelaskan mengenai tradisi pesta baratan di Kalinyamatan Jepara.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan oleh penulis diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam mini riset ini adalah:
1.    bagaimana sejarah tradisi pesta baratan?
2.    Kapan pelaksanaan tradisi pesta baratan?
3.    Bagaimana prosesi pelaksanaan tradisi pesta baratan?
4.    Apa nilai-nilai yang terkandung dari tradisi pesta baratan?

Adapun tujuan mini riset ini adalah
1.    Untuk mengetahui sejarah tradisi pesta baratan.
2.    Untuk mengetahui waktu pelaksanaan tradisi pesta baratan.
3.    Untuk mengetahui cara pelaksanaan tradisi pesta baratan.
4.    Untuk mengetahui nilai-nilai yang terkandung yang ada pada tradisi pesta baratan.
Sedangkan manfaat mini riset ini dapat penulis sebutkan sebagai berikut:
1.    Bagi penulis
Manfaat penulisan mini riset ini bagi penulis adalah:
a.    Untuk memenuhi tugas akhir semester pada mata kuliah Islam dan Budaya Jawa.
b.    Untuk mengenal secara mendalam tentang tradisi kebudayaan daerahnya.
c.    Untuk mendapatkan informasi tentang tradisi pesta baratan.
2.    Bagi pembaca
Manfaat penulisan mini riset ini bagi pembaca adalah:
a.    Untuk membuka wacana kritis pembaca tentang adanya kebudayaan unik yang bernilai di jepara.
b.    Untuk menginformasikan tentang sejarah dan pelaksanaan tradisi pesta baratan di jepara.

Secara etimologi, kata tradisi berasal dari bahasa latin traditio yang artinya diteruskan dan berasal dari bahasa Inggris, tradition yang berarti disampaikan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tradisi didefinisikan sebagai "adat kebiasaan turun-temurun (dari leluhur) yang masih dijalankan dalam masyarakat"; berarti sesuatu yang ditransmisikan turun temurun adalah adat kebiasaan.
Sedang para tradisionalis melihat tradisi tidak hanya sebatas adat kebiasaan yang diwariskan turun menurun. Namun tradisi adalah sesuatu yang berasal dari langit, ditransmisikan dari Sumber Illahi. Karena itu, tradisi memiliki cangkupan yang sangat luas, tidak hanya diterapkan dalam ranah metafisika dan agama saja, melainkan juga terekspresikan dalam berbagai ranah terapan seperti seni tradisional, sains tradisional dan juga struktur sosial tradisional. [1]

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pesta berarti perjamuan makan minum dengan bersuka ria dan lain sebagainya.[2] Sedangkan Ensiklopedia bebas, pesta adalah sebuah acara sosial yang dimaksudkan terutama sebagai perayaan dan rekreasi. "Pesta" dapat bersifat keagamaan atau berkaitan dengan musim, atau, pada tingkat yang lebih terbatas, berkaitan dengan acara-acara pribadi dan keluarga untuk memperingati atau merayakan suatu peristiwa khusus dalam kehidupan yang bersangkutan.[3]
Pesta merupakan suatu pertemuan yang suasananya gembira, diselingi atau diakhiri dengan makan dan minum bersama. Pesta diadakan untuk memperingati atau menghormati peristiwa atau kejadian yang bersejarah bagi seseorang, perusahaan dan negara. Adapun macam-macam pesta antara lain :
a.    Pesta biasa
Diselenggarakan tidak dalam keadaan resmi, sifatnya santai dan penuh kekeluargaan. Tamu yang diundang hanya teman dekat dan mereka yang masih ada hubungan famili atau keluarga. Contohnya : pesta ulang tahun, kelahiran, syukuran dan pertunangan.
b.    Pesta resmi
Pesta ini bersifat resmi dan sudah dipersiapkan dalam jangka waktu tertentu dengan matang dan penuh perhitungan. Beberapa contoh pesta resmi antara lain:
1)   Pesta resmi perorangan, misalnya pesta pernikahan dan pesta pembukaan perusahaan.
2)   Pesta resmi kenegaraan, misalnya pesta hari kemerdekaan 17 Agustus, pesta pelantikan pejabat, pesta menghormati tamu negara lain atau sahabat.
c.    Pesta tak resmi
Diselenggerakan oleh tuan rumah karena peristiwa yang telah mereka alami dan biasanya peristiwa tersebut telah membuat mereka bahagia atau senang. Dilaksanakan bersama sahabat, keluarga atau tetangga. Contohnya pesta selamatan kelahiran atau mitoni, syukuran kenaikan kelas atau kelulusan.
Pesta dalam kacamata sosial budaya adalah kesempatan untuk berbagai interaksi sosial, tergantung pada pesertanya dan pemahaman mereka tentang perilaku yang dianggap layak untuk acara tersebut. Akibatnya, pesta cenderung memperkuat standar budaya dan/ atau kontra-budaya, meskipun hal ini kadang-kadang dilakukan dengan sekadar memberikan konteks sosial yang lebih kurang dapat diterima untuk pelanggaran standar-standar tersebut.

Kehidupan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat Jepara dapat dikatakan unik, sebab tatanan sosialnya tidak hanya terdiri dari masyarakat pada umumnya seperti petani dan nelayan tetapi juga didominasi oleh para perajin dan pengusaha mebel ukir. Para perajin mebel yang sangat tekun dan semangat ini menjadikan tradisi ukir di Jepara maju dan berkembang pesat sehingga banyak menyerap tenaga kerja. 
Budaya merantau juga menjadi tradisi para perajin, sehingga akan banyak dijumpai para perajin mebel asal Jepara yang membuat usahanya di berbagai daerah di Indonesia. Melalui usaha mebel ukir ini menjadikan kondisi sosial ekonomi masyarakatnya sangat tinggi dan makmur. 
Sedangkan bicara mengenai budaya kota Jepara masih melekat erat unsur adat-istiadat Jawa, dimana penggunaan bahasa Jawa serta tradisi-tradisi masyarakat Jawa masih dilestarikan di wilayah ini. Tradisi- tradisi nenek moyang yang masih bertahan antara lain: tradisi sedekah bumi, sedekah laut (bagi yang wilayahnya relatif dekat dengan pantai utara Jawa), sesajen untuk upacara adat, mitoni, menggunakan gemblong/ ketan untuk syarat pinangan, metang puluh, nyatus, nyewu, dan lain sebagainya. Budaya khas yang unik dari kota ini adalah tradisi tahunan perang obor, pesta lomban, pesta baratan serta Jembul Tulakan. Pemerintah kota Jepara juga selalu menjaga adat dan melestarikannya melalui gelar pentas kethoprak, pameran karya ukir hingga event-event tahunan lomba mengukir. 
Sedangkan Kecamatan Kalinyamatan jika dilihat berdasarkan perkembangan fisik kotanya menunjukan perkembangan yang cukup pesat. Tahun 2002 luas lahan terbangun 44%, kemudian meningkat menjadi 65% pada tahun 2002 Kondisi ini diperkirakan terus berkembang seiring dengan kecenderungan meningkatnya aktivitas non pertanian yang lebih besar dari aktivitas pertanian yang mencapai 96,7% pada tahun 2002 Adanya potensi aktivitas industri yang semakin berkembang pesat dan juga semakin meningkatnya kegiatan perdagangan dan jasa serta aktivitas yang lain akan berpengaruh terhadap ketersediaan ruang kota yang terbatas. Penentuan kawasan yang mampu mendukung perkembangan kota ini  didasarkan faktor-faktor perkembangan Kota Kalinyamatan secara fisik. Karena kalinyamatan merupakan kawasan penduduk produktif.[4]

Potensi Daerah kecamatan kalinyamatan[5]
1.    Industri
Kecamatan kalinyamatan memliki potensi daerah industri kebanyakan industri ini adalah industri ke-emasan hal itu sudah sejak dari tahun 70-an.
2.    Pertanian
Kecamatan kalinyamatan memiliki potensi daerah pertanian karena adanya lahan-lahan yang di tanami padi dan macam-macam sayuran, karena juga tanah kas desa juga ada sebesar 1.700 Ha yang di tanami tanaman-tanaman, dalam hal pertanian kebanyakan lahannya di tanami padi karena dekat dengan sungai sehingga memudahkan untuk mengaliri sawah dengan .
3.    Perdagang
Kecamatan Kalinyamatan juga memiliki potensi di sektor perdangan, banyak masyarakat yang berpotensi berdagang dari berdagang pakaian, makanan dan buah-buhan, kebanyakan penduduk pada jualan makanan (gorengan dan lauk pauk), dan lainnya.
Selain memiliki banyak potensi, desa-desa di wilayah Kalinyamatan, umumnya menjalankan syariah agama secara ketat. Maka tak heran apabila pada saat maghrib masjid dan mushola yang megah-megah di desa ini selalu penuh. Meski begitu, ada juga masyarakat yang 'menyeleweng' dengan melakukan perjudian, minum-minuman keras --terutama bila ada hajatan.
Kondisi budaya dan religius yang jelas terlihat di kecamatan kalinyamatan ini sangat menunjukan bahwasannya warganya selalu menjunjung tinggi akan budaya. Selain itu kekentalannya dalam beragama pun sangat kuat. Sehingga bisa dikatakan msyarakatnya mampu menyeimbangkan  antara berbudaya dan beragama. Sehingga tidak menjadi fanatik pada salah satunya saja. Inilah budaya yang selalu tercipta di Jepara.

Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kualitatif, dimana hasil dari penelitian tersebut adalah berupa kata-kata tertulis. Sedangkan pendekatan yang penulis gunakan adalah sosial fenomenologis yaitu penilaian terhadap situasi dalam Tradisi Pesta Baratan Desa Kalinyamatan Jepara.

Tempat penelitian yang dimanfaatkan oleh penulis adalah di UIN Walisongo Semarang dan Desa kalinyamatan Jepara. Adapun waktu penelitian, penulis melaksanakan penelitiannya mulai tanggal 7 Juni 2015 sampai tanggal 17 Juni 2015 dengan mengambil waktu-waktu sela studinya.

Tradisi pesta baratan merupakan tradisi jepara yang sangat unik. Kata “baratan” berasal dari sebuah kata Bahasa Arab, yaitu “baraah” yang berarti keselamatan atau “barakah” yang berarti keberkahan.[6]Tradisi tersebut selalu dilestarikan oleh warganya agar tidak punah. Setelah bercengkerama dengan salah satu warganya, bahwasannya tradisi pesta baratan merupakan tradisi yang ada bukan tanpa sebab. Walaupun banyak versi mengenai asal muasal adanya tradisi pesta baratan, namun diyakini bahwa tradisi pesta baratan merupakan upaya nguri-nguri tradisi leluhur. Selain itu, bertujuan untuk mempererat ukhuwah Islamiyah dan semangat menatap masa depan menjadi lebih baik. Selagi tradisi tersebut bernilai positif, maka tak ada salahnya untuk selalu dilestarikan agar tetap lestari.
Versi sejarah pesta baratan yang pertama menurut Frida Yoana, diceritakan bahwa pada saat itu, Sultan Hadirin berperang melawan Aryo Penangsang dan terluka. Kemudian Sang isteri Nyai Ratu membawanya pulang ke Jepara dengan dikawal prajurit dan dayang-dayang. Banyak desa di sepanjang jalan yang dilewati rombongan tersebut diberi nama sesuai peristiwa menjelang wafatnya Sultan Hadirin. Salah satu contohnya adalah saat rombongan melewati sebuah desa, kemudian tiba-tiba mendadak tercium bau harum semerbak (gondo) dari jasad Sultan. Sehingga desa tersebut sekarang kita kenal dengan nama Purwogondo.
Kemudian untuk versi sejarah pesta baratan yang kedua menurut beliau juga, bahwa konon katanya setelah sultan hadlirin berperang melawan Aryo Penangsang, Sultan Hadirin tewas dan jenazahnya dibawa pulang oleh isterinya (Ratu Kalinyamat) pulang ke Jepara. Peristiwa itu berlangsung malam hari, sehingga masyarakat disepanjang jalan yang ingin menyaksikan dan menyambut rombongan Ratu Kalinyamat harus membawa alat penerangan berupa obor atau lampion.
Para tradisionalis melihat tradisi tidak hanya sebatas adat kebiasaan yang diwariskan turun menurun. Namun tradisi adalah sesuatu yang berasal dari langit, ditransmisikan dari Sumber Illahi. Karena itu, tradisi memiliki cangkupan yang sangat luas, tidak hanya diterapkan dalam ranah metafisika dan agama saja, melainkan juga terekspresikan dalam berbagai ranah terapan seperti seni tradisional, sains tradisional dan juga struktur sosial tradisional.[7]
Versi sejarah yang ketiga lebih berhubungan dengan agama, beliau mengatakan bahwa tradisi setiap 15 hari sebelum Ramadhan  (Nisfu Sya'ban) selalu di peringati dengan menyalakan lilin atau obor di depan rumah, dan anak muda membawa obor mengelilingi kampung, karena dahulu belum ada listrik, dan juga karena Nisfu Sya'ban merupakan penutupan buku catatan amal umat Islam, maka dengan di nyalakan obor di depan rumah dan membawa obor keliling kampung harapanya catatan amal warga sekampung diharapkan terang atau dengan arti lain agar menjadi baik dan lebih baik.
Tradisi baratan adalah sebuah tradisi arak- arakan yang digelar pada saat Nisyfu Sya’ban (pertengahan bulan Sya’ban) yang dimulai dari Masjid Al-Makmur desa Kriyan, kecamatan Kalinyamatan dan berakhir di pendopo kecamatan Kalinyamatan. Dalam arak-arakan pesta baratan tersebut ada banyak peran yang berperan dalam masing-masing formasinya. Menurut wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm, acara baratan tersebut diikuti oleh seorang yang berperan sebagai Ratu Kalinyamat, diikuti para dayang, prajurit dikuti oleh terbangan sholawatan dari daerah sekitar dan anak- anak yang membawa lampion, obor, maupun tetabohan- tetabohan.
Itulah macam-macam versi sejarah tradisi pesta baratan yang sangat lestari di Kecamatan Kalinyamatan Jepara hingga kini. Tradisi tersebut sangat mendapat banyak apresiasi tak hanya dari warganya tapi juga dari warga desa, kecamatan, kabupaten dan daerah lain. Dan inilah aset Jepara yang benar-benar harus dilestarikan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tradisi didefinisikan sebagai "adat kebiasaan turun-temurun (dari leluhur) yang masih dijalankan dalam masyarakat"[8], berarti sesuatu yang ditransmisikan turun temurun adalah adat kebiasaan dan setiap tradisi pasti mempunyai waktu tertentu untuk melaksanakannya. Pesta baratan jepara pun merupakan salah satu tradisi jepara, dan juga mempunyai waktu untuk melaksanakan tradisi tersebut.
Waktu pelaksanaannya berlangsung pada malam hari pada setiap tahunnya dan diadakan pada tanggal 15 Sya'ban atau pertengahan bulan sebelum datangnya bulan puasa.  Dalam kepercayaan Islam, tanggal 15 Sya’ban atau yang dikenal sebagai malam nisfu sya'ban, merupakan malam pelaporan catatan amal perbuatan manusia selama satu tahun. Oleh karena itu, pada malam itu dianjurkan untuk mengisi dengan banyak doa, salat sunah awwabin atau salat tasbih. Lalu pembacaan surat yasin, salawatan, dan doa nisfu sya'ban.

Tradisi pesta baratan adalah sebuah tradisi arak- arakan yang digelar pada saat Nisyfu Sya’ban. Pada tradisi Jawa, khususnya di kecamatan Kalinyamatan, perayaan pesta baratan pada malam nisfu sya’ban dikemas bersamaan dengan karnaval dengan peran ratu kalinyamat dan rombongannya. Pelaksanaan karnaval pesta baratan biasanya dimulai dari Masjid Al-Makmur desa Kriyan, kecamatan Kalinyamatan dan berakhir di pendopo kecamatan Kalinyamatan. Acara baratan tersebut diikuti oleh seorang yang berperan sebagai Ratu Kalinyamat, diikuti para dayang, prajurit dikuti oleh terbangan sholawatan dari daerah sekitar dan anak- anak yang membawa lampion, obor, maupun tetabohan- tetabohan.
Sebelum dimulainya arak- arakan, peserta karnaval shalat Maghrib berjamaah, lalu dilanjutkan pembacaan surat Yasin sebanyak 3 kali dan ditutup doa yang dipimpin oleh ulama setempat, kemudian diteruskan dengan banca’an, dengan menyantap bersama makanan khas daerah tersebut yang berupa makanan puli. Puli merupakan makanan yang terbuat dari beras. Agar rasanya kenyal beras dicampur dengan bleng. Puli diambil dari bahasa Arab Afwu lii, yang berarti ‘maafkanlah aku’.
Sehingga diharapkan adanya acara baratan tersebut dapat memupuk tali silaturohmi diantara warga Kalinyamatan pada Khususnya dan Jepara pada Umumnya.

Sesuai dengan artinya, Kata “baratan” berasal dari sebuah kata Bahasa Arab, yaitu “baraah” yang berarti keselamatan atau “barakah” yang berarti keberkahan.[9] Ada juga yang mengartikan baratan berasal dari kata bara’atan yang berarti lebaran atau melebur. Pelaksanaan pesta baratan itu merupakan hasil kombinasi tradisi leluhur dengan tradisi Islam yang mana menurut cerita orang terdahulu mengatakan sebagai simbolisasi peristiwa pembunuhan Sultan Hadlirin tersebut.
Karena bertepatan pada tanggal 15 Sya’ban, maka tradisi leluhur itu dikombinasikan dengan tradisi Islam ketika menjumpai malam nisyfu Sya’ban yaitu menurut KH Muhlisul Hadi, sesepuh Kalinyamatan menyatakan, hendaknya ketika malam nisyfu Sya’ban tiba, wajib bagi setiap umat Islam untuk membaca Yasin sebanyak tiga kali dengan tujuan agar para pembacanya diberikan panjang umur, mendapatkan rizki yang melimpah dan tetap dalam keadaan Iman Islam hingga akhir hayat.
Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi pesta baratan yang merupakan hasil wawancara dengan saudari Nailis Sa’diyah (mahasiswa Pendidikan Biologi Semester 4) yang merupakan mahasiswa asal Kalinyamatan jepara, antara lain:
a.    Bidang Agama
Tradisi baratan dapat di manfaatkan sebagai sarana syiar Islam. Karena dalam pelaksanaan tradisi baratan dijalankan tradisi membaca surat yasin tiga kali agar pembacanya selamat, ditambah rizkinya dan panjang umur. Dipanjatkan pula doa-doa dan sholat jama’ah, juga kegiatan lainya yang berhubungan dengan keagamaan Islam, sehingga dapat miningkatkan ketaqwaan, menambah iman, dan mempererat tali silaturrahim atau ukhuwah Islamiah. Hal ini tentu membuat semua masyarakan akan merasa tentram, damai, dan  terhindar dari perselisihan antar warga.
b.    Bidang Ekonomi
Meningkatkan pendapatan bagi warga yang berdagang kebutuhan pesta baratan khususnya pada hari pelaksanaan tradisi baratan. Hal ini dapat di maklumi karena tradisi ini membutuhkan lampion. Selain itu tradisi ini mendorong masyarakat sekitar keatif untuk membuat berbagai inovasi bentuk dan ukuran lampion dan menjualnya. Hasil dari penjualan lampion dapat dapat meningkatkan pendapatan warga kalinyamatan. Selain itu pedagang jenis lain juga meraup untung berlipat dari hasil biasanya, karena keramaian yang tercipta dari tradisi baratan ini.
c.    Bidang Sosial
Di bidang sosial tradisi baratan juga sangat berpengaruh, karena dapat menumbuhkan sikap kebersamaan. Juga terjadi interaksi sosial.  Ketika semua masyarakat Kalinyamat dan sekitarnya berkumpul menjadi satu, mereka merasa kalau yang berkumpul itu adalah kesatuan dari mereka sehingga  menimbulkan rasa persaudaraan, rasa kebersamaan diantara mereka, juga menumbuhkan rasa perduli dan menghargai terhadap sesamanya. Hal ini dapat dibuktikan dengan tradisi membuat puli. Mereka membuat puli ( makanan khas Baratan ) dan membagikan ke tetangga, dan orang-orang yang kurang mampu. Sehingga dengan sendirinya jiwa sosial masyarakat tumbuh tanpa disadari.
d.   Bidang Budaya
Tradisi baratan merupakan tradisi turun temurun yang sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Kalinyamatan dan berpengaruh positif. Budaya tersebut dapat lestari karena tradisi baratan selalu diadakan setiap tahunnya. Kegiatan tersebut sudah diagendakan sehingga menjadi acara rutin tahunan.
Walaupun ada pendapat dari Pak Ahmad Chusairi yang mengatakan bahwa tradisi baratan semakin ke depan semakin terkikis, juga benar adanya. Karena sudah bergesernya format dan formasi tradisi ke yang lebih modern. Namun sesungguhnya tujuan dari adanya tradisi pesta baratan adalah agar orang Jepara yang berasal dari beberapa daerah berkumpul untuk mengikuti arak-arakan ataupun hanya sekedar menonton. Dengan berkumpulnya tersebut maka mereka dapat menyambung tali silaturohmi dan saling memaafkan kesalahan masing-masing, sehingga saat Ramadlan tiba dosanya sudah melebur sehingga hatinya bersih dan ringan serta diberikan kemudahan menjalankan ibadah Puasa Ramadlon yang suci. Walaupun sudah dirancang sedemikian modern namun, tujuan utamanya tak luntur sedikitpun. Dan nilai-nilai yang terkandung pun tak hilang begitu saja.

Pesta baratan merupan tradisi jepara yang sangatlah unik. tradisi tersebut, berlangsung dan selalu dilaksanakan pada pertengahan bulan sebelum bulan Ramadhan  datang, yaitu tepatnya pada malam nisyfu sya’ban atau tanggal 15 sya’ban pada setiap tahunnya. Adanya tradisi pesta baratan dianggap sebagai simbolisasi penghormatan  terhadap Ratu Kalinyamat yang membawa pulang jenazah Sultan Hadlirin.
Pelaksanaan karnaval pesta baratan biasanya dimulai dari Masjid Al-Makmur desa Kriyan, kecamatan Kalinyamatan dan berakhir di pendopo kecamatan Kalinyamatan. Acara baratan tersebut diikuti oleh seorang yang berperan sebagai Ratu Kalinyamat, diikuti para dayang, prajurit dikuti oleh terbangan sholawatan dari daerah sekitar dan anak- anak yang membawa lampion, obor, maupun tetabohan- tetabohan.
Tradisi pesta baratan merupakan kombinasi dua tradisi yang terpadu menjadi tradisi yang apik dan bernilai religi yang tinggi, namun tak hanya dari nilai religinya, namun juga nilai sosial, dan budaya yang tinggi pula. Adapun tujuan akhir adanya tradisi pesta baratan adalah agar orang Jepara yang berasal dari beberapa daerah berkumpul untuk mengikuti arak-arakan ataupun hanya sekedar menonton. Dengan berkumpulnya tersebut maka mereka dapat menyambung tali silaturohmi dan saling memaafkan kesalahan masing-masing, sehingga saat Ramadlan tiba dosanya sudah melebur sehingga hatinya bersih dan ringan serta diberikan kemudahan menjalankan ibadah Puasa Ramadhan yang suci.

Berdasarkan mini riset ini, ada beberapa saran yang penulis anggap penting dalam rangka menginformasikan tradisi pesta baratan desa kalinyamatan jepara ini adalah sebagai berikut:
1.    Pemerintah
Hendaklah pemerintah lebih memperhatikan keberadaan tradisi agung kota Jepara, yaitu pesta baratan. Akhir-akhir ini baratan lebih dikesampingkan karena lebih mementingkan Kirab untuk memperingati Hari Jadi kota jepara. Pesta baratan adalah potensi besar jepara, seharusnya harus lebih adil dalam memperlakukan semuanya.
2.    Masyarakat
Masyarakat perlu mengambil pelajaran mengenai adanya pesta baratan. Tak perlu bersikap anarkis, terlebih ketika menonton prosesi pesta baratan. Apalagi melakukan hal negatif pada saat berdesak-desakan dalam menontonnya. Misal: mencuri, mendorong, dll.
 
Syukur Alhamdulillah atas segala kenikmatan serta limpahan rahmat Allah Swt sehingga penyusunan mini riset ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari dalam penulisan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis butuhkan demi perbaikan di masa mendatang. Harapan penulis, semoga penelitian ini membawa manfaat bagi kita semua, khususnya manfaat untuk kemajuanS Bangsa Indonesia. Amiin yaa robbal ‘aalamiin


DAFTAR PUSTAKA


Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga, 1999.
Pigawati, Bitta, Saldy Ekasila Permana, JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN Jurnal Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro (UNDIP), Nomor 2 Volume 9 – Juli 2007.
Sudjana, Nana, Ibrahim. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru, 1989.
Sztompka, Piotr. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada Media Grup, 2007.
https://arrull.wordpress.com/2010/03/31/baratan/, diakses pada tanggal 10 Juni 2015
http://id.wikipedia.org/wiki/Tradisi, diakses pada tanggal 10 Juni 2015
http://id.wikipedia.org/wiki/Pesta, diakses pada tanggal 10 Juni 2015



LAMPIRAN – LAMPIRAN


Peran Ratu kalinyamat

Foto bareng dengan bapak Sobroto (Wakil Bupati Jepara)

seserahan nasi puli kepada Pak Wakil Bupati Jepara

Acara karnaval

Nama                       : Nailis Sa’diyah
Jenis kelamin            : Perempuan
Pekerjaan           : Mahasiswa semester 4 Pendidikan Biologi UIN Walisongo Semarang asal Kalinyamatan Jepara
Waktu pelaksanaan  : Minggu, 21 Juni 2015 (09:14 WIB)

X    :    Assalamualaikum mbak Lisa..
Y    :    Waalaikum salam, mbak umroh...tumben, ada apa?
X    :   Iya mbak lisa,,mau tanya-tanya nih tentang tradisi Baratan yang ada di jepara
Y    :    O,,aku tau si mbak, tapi belum terlalu dalam juga,,
X    :    Gak apa-apa mbak, nanti aku juga akan tanya ke yang lebih tau. Bagaimana sih awal adanya sejarah tradisi baratan ini?
Y    :    Jadi seperti ini mbak tradisi Baratan menurut cerita nenek moyang terdahulu itu, suatu tradisi dimana tradisi ini untuk memeriyahkan atau menyambut bulan Nisyfu Sya’ban yang yang bertepatan juga dengan tradisi Baratan yaitu tradisi ini sendiri untuk memeringati wafatnya sultan handirin yang telah di bunuh oleh arya panangsang dan juga sebagai penanda hari jadi kota jepara.
X    :    Kapan dilaksanakanya tradisi Baratan mbak ?
Y    :    Pelaksanaannya itu pada tangal 15 Sya’ban menurut kalender Qomariyah, yaitu setengah bulan sebelum bulan Ramadhan .
X    :    Sejak kapan tradisi Bartan dilaksanakan di desa mbak, mbak?
Y    :    seingatku, dulu ibuk pernah bilang tradisi baratan dilaksanakn pada tahun 1900 mbak, udah lama pokoknya, aku lupa tepatnya kapan. Mungkin juga sebelum itu sudah ada, tapi  aku juga belum tau.
X    :    Siapa sajakah yang terlibat dalam tradisi Baratan?
Y    :    Semuanya mbak, semua kalangan masyrakat, gak ada batasan buat siapa-siapa, pokoknya semua boleh hadir dan menikmatinya.
X    :    kayaknya ya mbak, aku kamren baca artikel tentang baratan, kan ada makanan khasnya tuh, itu apa mbak namanya, dan untuk apa si, pakai itu segala?
Y    :    Ini ni mbakl khasnya disini. Ini yang paling diminati dan di tunggu-tunggu, ada aneka jenis makanan yang ada seperti sego puli, apem dan nasi ambengan.
X    :    Bagaimana keadaan masyarakatnya dan acaranya saat pelaksanaan tradisi Baratan mbak?
Y    :    Super wow pokonya mbak, coba non ton tah mbak, mbak kan juga anak Jepara. Disana tuh ya mbak pada seneng, masyarakat sangat antusias dan semangat.
X    :    hehe, iya deh..insyaallah tahun depan mbak, oiya bagaimana pendapat masyarakat tentang tradisi Baratan ini mbak?
Y    :    Baik mbak tangapannnya, karena memang ini yang di tunggu-tunggu.
X    :    di pesta baratan ada nilai yang terkandung gak ya mbak? Misalnya nilai sosialnya, budayanya, bahkan nilai religinya?
Y    :    ehh, jangan salah, tentu ada..banyak banget. Dengerin ya mbak...
1.    Bidang Agama, Tradisi baratan dapat di manfaatkan sebagai sarana syiar Islam. Karena dalam pelaksanaan tradisi baratan dijalankan tradisi membaca surat yasin tiga kali agar pembacanya selamat, ditambah rizkinya dan panjang umur. Dipanjatkan pula doa-doa dan sholat jama’ah, juga kegiatan lainya yang berhubungan dengan keagamaan Islam, sehingga dapat miningkatkan ketaqwaan, menambah iman, dan mempererat tali silaturrahim atau ukhuwah Islamiah
2.    Bidang Ekonomi, Meningkatkan pendapatan bagi warga yang berdagang kebutuhan pesta baratan khususnya pada hari pelaksanaan tradisi baratan. Mereka menjadi keatif untuk membuat berbagai inovasi bentuk dan ukuran lampion dan menjualnya.
3.    Bidang Sosial, tradisi baratan juga sangat berpengaruh, karena dapat menumbuhkan sikap kebersamaan. Apalagi ketika membagikan puli ke tetangga, dan orang-orang yang kurang mampu. Tambah bagus banget ukhuwahnya.
4.    Bidang Budaya, Tradisi baratan merupakan tradisi turun temurun yang sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Kalinyamatan dan berpengaruh positif.
X    :    Sangat lengkap ya mbak, tradisi Baratan ini. Sejarahnya bagus, pelaksanaanya unik, bahkan nilai-nilai yang terkandung pun sangat-sangat lengkap.
Y    :    Betul banget mbak, saya bangga loh jadi warganya.. ^_^.
X    :    Aku juga bangga mbak, walaupun baru tahu, hehe. Oke deh kalau begitu makasi banyak loh mbak Lisa udah berbagi  infonya tentang tradisi Baratan panjang kali lebar kali tinggi..
Y    :    Iya sama-sama mbak.



 

Sumber gambar dari JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 2 Volume 9 – Juli 2007, JURNAL hal: 132



[2] Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga, 1999, hlm. 779.
[3] http://id.wikipedia.org/wiki/Pesta, diakses pada tanggal 10 Juni 2015 pukul 8.20 WIB.
[4] Bitta Pigawati & Saldy Ekasila Permana, JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 2 Volume 9 – Juli 2007, Jurnal Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro (UNDIP), hlm. 123.
[6] https://arrull.wordpress.com/2010/03/31/baratan/, diakses pada tanggal 10 Juni 2015 pukul 8.30 WIB.
[8] Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga, 1999, hlm. 1013
[9] https://arrull.wordpress.com/2010/03/31/baratan/, diakses pada tanggal 10 Juni 2015 pukul 8.30 WIB.

0 komentar:

Posting Komentar